Bangladesh Tuntut Bank Filipina Atas Perampokan Siber Senilai Rp 1,1 Triliun
Bulan ini, mantan manajer RCBC Maia Deguito dijatuhi hukuman penjara yang panjang dan denda senilai US$ 109 juta (setara Rp 1,5 triliun), dalam dakwaan pertama atas pencurian besar-besaran terhadap berbagai insititusi perbankan di dalam dan luar negeri,
Deguito, yang diketahui pernah menjabat sebagai manajer cabang RCBC di Bangladesh, dituduh mengoordinasi pemindahan ilegal.
Dia berencana untuk mengajukan banding dan dapat tetap bebas dengan jaminan sampai vonis dijatuhkan.
Deguito adalah satu-satunya orang yang dihukum dalam kasus yang menarik perhatian internasional ini.
Pencurian itu mengungkap Filipina sebagai surga bagi uang kotor, di mana beberapa undang-undang kerahasiaan bank yang paling ketat di dunia melindungi pemegang rekening dari pengawasan.
Kilas balik terkait kasus di atas, para peretas membombardir Federal Reserve AS dengan lusinan permintaan transfer, berusaha mencuri US$ 850 juta (setara Rp 11,9 triliun) lebih lanjut.
Tetapi sistem keamanan bank dan kesalahan pengetikan dalam beberapa permintaan mencegah pencurian penuh.
Peretasan terjadi pada hari Jumat, ketika bank sentral Bangladesh ditutup. Federal Reserve ditutup pada hari Sabtu dan Minggu, sehingga memperlambat respons terkait.
Federal Reserve AS, yang mengelola rekening bank sentral Bangladesh, telah membantah sistemnya sendiri berhasil diretas, dan mengklaim pihaknya selalu melakukan pemutakhiran keamanan secara berkala.
Bangladesh Tuntut Bank Filipina Atas Perampokan Siber Senilai Rp 1,1 Triliun.
Comments
Post a Comment